TUGAS
INSTRUMEN DIAGNOSTIK KESEHATAN
NIKY PUJI UTAMI 111524027
AYU SARI ANASTASIA 111524039
DWINANDA PRATIWI 111524042
OKTRIZA WITI 111524051
SYUKRIATUL ULYA 111524061
“ELEKTROKIMIA”
Sejarah
Teknik elektroforming diperkenalkan pada
tahun 1838 oleh Boris Jakobi (1801-1874). Jakobi menggunakan tekniknya
pada industri percetakan dan pembuatan koin. Segera toko elektroforming
dibangun pada Departemen Kertas Pemerintah, yang tercatat untuk mendepositokan
107.984 kg tembaga dan 720 kg emas untuk dekorasi monumen arsitek dan katedral
di St. Petersburg dan Moskow.
Defenisi
Elektrokimia merupakan ilmu yang mempelajari
hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya
melibatkan sel elektrokimia yang menerapkan prinsip reaksi redoks dalam
aplikasinya. Elemen yang
digunakan dalam reaksi elektrokimia
dikarakterisasikan dengan banyaknya elektron yang
dimiliki. Elektrokimia secara umum terbagi dalam dua kelompok, yaitu sel
galvani dan sel elektrolisis.
Pembagian
Jenis Sel Elektrokimia:
1. Sel
Galvani (Sel Volta)
Sel Galvani (sel Volta)
merupakan sel elektrokimia yang dapat menghasilkan energi listrik yang
disebabkan oleh terjadinya reaksi redoks yang spontan.
2. Sel
Elektrolisis
Sel
elektrokimia yang menghasilkan redoks dari energi listrik .
a. Katode (-)
b. Anode (+)
Berikut merupakan skema
dari elektrokimia:
Alat
1.
Potensiometri
Potensiometri
adalah suatu cara analisis berdasarkan pengukuran beda potensial sel dari suatu
sel elektrokimia. Metode potensiometri digunakan untuk menentukan
konsentrasi suatu ion (ion selective electrode), pH suatu larutan, dan menentukan
titik akhir titrasi.
Dari gambar dapat dilihat
bahwa sel potensiometri disusun dari dua setengah sel yang dihubungkan dengan
jembatan garam yang berfungsi penyeimbangkan muatan larutan pada
masing-masing setengah sel, selain itu juga berfungsi sebagai penghubung antara
dua setengah sel tersebut. Masing-masing setengah sel terdapat elektroda
yang tercelup dalam larutan elektrolit untuk ditentukan konsentrasinya
oleh potensial elektrodanya. Pemisahan elektrode ini diperlukan untuk mencegah
terjadinya reaksi redoks spontan dari laruan-larutan elektrolit yang digunakan
dalam sel potensiometri.
2. Glucometer
Glucometer
bekerja dengan prinsip elektrokimia amperometrik. Prinsip ini merupakan reaksi
antara enzim glucose oxidase dan cholesterol oxidase dengan sample darah yang
diukur. Proses reaksi kimiawi ini menghasilkan aliran arus listrik yang
kemudian diproses oleh signa conditioning dan data akusisi.
33.
Urine Analyzer
Urine analyzer adalah alat semi-otomatis untuk pengecekan yang dilakukan
diluar tubuh untuk mendapatkan hasil pengecekan urine dengan hasil yang lebih
tepat. Urine Analyzer digunakan untuk membaca dan mengevaluasi hasil dari Urine
Test Strip. (Contoh: Chemstrip 10MD*, Chemstrip 7, dan Chemstrip 5 OB). Strip
tes urine ini digunakan untuk strip multiparameter penentuan berat jenis, pH,
leukosit, nitrit, protein, glukosa, keton, urobilinogen,bilirubin dan darah
dalam urin.
Urine Analyzer adalah alat fotometer reflektansi (reflectance
photometer).Urine Analyzer membaca strip tes urine pada kondisi standar,
menyimpan hasil ke memori dan menampilkan hasil melalui printer built-in dan /
atau serial interface pada alat tersebut.
Urine Analyzer menstandarisasi hasil ‘Urine Test Strip’ dengan
dengan menghilangkan faktor-faktor yang diketahui dapat mempengaruhi
evaluasi/pengecekan secara visual pada strip tes urine.
SEMOGA BERMANFAAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar