LEUKEMIA
FarmakoTerapan +faculty pharmacy,,
Presented:
Adelia Shafriani
Pulungan, S.Farm
Deni Roza Refni, S.Farm
Dewi
Susana, S.Farm
Feri Nelsa, S.Farm
Helen Salviani, S.Farm
Ira Pratiwi, S.Farm
Kenanga,S.Farm
Magdalena Panjaitan, S.Farm
Moriana, S.Farm
Pingsi Herlina, S.Farm
Rita Zulfiani, S.Farm
Sheila Franesia, S.Farm
Syukriyatul Ulya, S.Farm
Vicky Ardilov, S.Farm
Yulis Kartika, S.Farm
Pendahuluan
Leukemia, berasal dari bahasa yunani leukos=putih dan haima=darah.
Leukemia: kanker yang terjadi pada organ pembentuk darah seperti sumsum tulang, kelenjar getah bening, dan limfa.
Untuk mengetahui tentang leukemia, kita harus mengenal dahulu sel-sel darah yang normal serta apa yang terjadi jika terkena leukemia.
Darah manusia terdiri dari cairan yang disebut sebagai plasma darah, dan tiga kelompok sel darah. Kelompok sel darah itu dibedakan menjadi sel darah merah, sel darah putih, dan keping-keping darah.
O Leukosit (Sel Darah Putih)
Orang dewasa memiliki sekitar 4.800-10.800 leukosit per ml darah, terdiri dari 62% neutrofil, 2.3% eosinofil, 0,4 % basofil, 5,3 % monosit, dan 30 % limfosit.
Masa hidup leukosit berbeda-beda, granulosit sekitar 12 jam, monosit sulit dinilai, tetapi diduga selama beberapa minggu atau bulan, limsofit umumnya bertahun selama 100-300 hari.
Sel darah putih atau leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap infeksi atau serangan penyakit lainnya. Sel darah merah atau eritrosit berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh, dan membawa karbon dioksida dari jaringan tubuh kembali ke paru-paru. Keping-keping darah atau trombosit sangat berperan dalam proses pembekuan darah.
Ketika terjadi leukemia, tubuh akan memproduksi sel-sel darah yang abnormal dan dalam jumlah yang besar. Pada leukemia, sel darah yang abnormal tersebut adalah kelompok sel darah putih. Sel-sel darah yang terkena leukemia akan sangat berbeda dengan sel darah normal, dan tidak mampu berfungsi seperti layaknya sel darah normal.
Definisi
Leukemia adalah suatu kejadian
dimana produksi sel darah putih yang berlebihan dan merupakan gangguan
pembentukan sel darah putih yang terjadi di sumsum tulang. Sel-sel tersebut
tidak berkembang secara normal dan sebagian besar merupakan sel yang masih muda
atau belum matang yang tidak jelas fungsinya.
Pada pasien leukemia,
terjadi pembentukan sel darah putih yang abnormal dan tidak berfungsi seperti
sel darah putih yang normal. Sel leukemia yang tedapat dalam sumsum tulang akan
terus membelah dan semakin mendesak sel normal, sehingga produksi sel darah
normal akan mengalami penurunan. Sebagian besar leukemia dijumpai pada umur
50-60 tahun, tetapi pada anak-anak yang terbanyak terjadi ketika umur 2-4
tahun.
Leukemia (kanker darah) merupakan suatu penyakit yang ditandai pertambahan jumlah sel darah putih (leukosit).
Pertambahan ini sangat cepat dan tidak terkendali serta bentuk sel-sel darah putihnya tidak normal.
Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita.
Sel darah putih yang tampak banyak merupakan sel yang muda, misalnya promielosit. Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya.
Leukemia (kanker darah) merupakan suatu penyakit yang ditandai pertambahan jumlah sel darah putih (leukosit).
Pertambahan ini sangat cepat dan tidak terkendali serta bentuk sel-sel darah putihnya tidak normal.
Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita.
Sel darah putih yang tampak banyak merupakan sel yang muda, misalnya promielosit. Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya.
Jenis-Jenis Leukemia:
1. Menurut cepatnya penyakit berkembang
1. Menurut cepatnya penyakit berkembang
•Leukemia Akut
•Sel darah sangat tidak
normal, tidak berfungsi seperti sel normal, dan jumlahnya meningkat secara
cepat. Kondisi pasien dengan leukemia jenis ini memburuk dengan cepat.
•Leukemia Kronik
•Pada awalnya sel darah yang
abnormal masih dapat berfungsi, dan orang dengan leukemia jenis ini mungkin
tidak menunjukkan gejala. Perlahan-lahan leukemia kronik memburuk dan mulai
menunjukkan gejala ketika sel leukemia bertambah banyak dan produksi sel normal
berkurang.
2. Menurut jenis sel
darah putih
A.Leukemia
Myeloid Akut (Acute Myeloid Leukemia, atau AML)
Pada jenis ini merupakan leukemia yang sering terjadi karena:
üsel darah sangat tidak normal, tidak dapat berfungsi seperti sel darah normal, dan juga jumlahnya meningkat dengan cepat. Sel yang dominan adalah sel myeloid.üMenyerang semua kelompok umur (anak s/d tua)üInsiden terbanyak sejalan dengan umur (terbanyak pada umur 60 tahun)üMerupakan bentuk yang paling sering dari leukimia non limfositiküGejala terjadi dalam hitungan minggu atau bulanüLemah dan fatigue karena anemiaüPenyebab kematian: infeksi dan pendarahan (trombositopenia)
A.Leukemia Myeloid Kronis (Chronis Myeloid Leukemia, atau CML)
üMerupakan leukemia yang terjadi akibat mutasi stem sel myeloid.
üTerjadi pada orang dewasa (pada kelompok umur yang lebih muda).
üGejala yang diperlihatkan biasanya disebabkan anemia atau pembesaran limpa yang mencolok dengan nyeri karena pembengkakan. Dan juga perdarahan dapat terjadi karena trombositopenia.
üLeukositosis (>100.000) terdeteksi saat pemeriksaan laboratorium
üLeukosit sangat tinggi, menyebabkan nafas pendek dan bingung.
üUsia harapan hidup 3-5 tahun.
üBila terjadi fase akut, harapan hidup tinggal beberapa bulan.
A.Leukemia Lymfoid Akut (Acute Lymphoid Leukemia, atau ALL)
üTerjadi pada anak-anak, laki-laki lebih sering terbanyak pada usia 4 tahun, namun dapat juga mengenai orang dewasa.
üLeukemia jenis ini terbanyak pada anak (sekitar 75-80%
leukemia pada anak).
üInfiltrasi ke organ lain menyebabkan nyeri tulang,
pembesaran limpa dan hepar, sakit kepala dan muntah.
üTransplantasi tulang dapat menyembuhkan penyakit
üTerapi induksi dengan tambahan kortikosteroid dan vinca
alkaloid
üKemoterapi dosis rendah selama 3 tahun
A.
Leukemia Limfoid Kronis (Chronic Lymphoid Leukemia, atau CLL)
üPada jenis ini merupakan leukemia yang terjadi pada usia
lebih dari 55 tahun, dan jarang sekali terjadi pada anak-anak.
üPada jenis ini ditandai dengan penimbunan secara progresif.
limfosit ganas di dalam sistem limfatik mengalami apoptosis (melebihi usia
hidupnya) dengan kenaikan limfosit di dalam darah dan sumsum tulang.
üTerjadi anemia dan trombositopenia pada tahap lanjut
üGejala yang timbul : demam, keringat (malam), penurunan BB.
üInfeksi karena gangguan pertahanan humoral dan sel mediated
Sign and Simptom
General symtomps
OWeight loss à nafsu makan berkurang
OFever/infection
ONight sweats
OFatigue (tired and weak) Ã Anemia, kelihatan pucat, lesu
OLoss of appetite
OShortness of breath
OBleeding (Thrombocytopenia): pada gosok gigi à gusi berdarah atau tiba2 mimisan, lebam, bintik bintik
OPembengkakan limpa à terutama di leher dan ketiak
ONyeri di tulang/persendian
Pemeriksaan yang dilakukan
PPemeriksaan Fisik
PPemeriksaan Laboratorium
Penyakit leukemia dapat dipastikan dengan beberapa pemeriksaan:
RBiopsy
RPemeriksaan darah (complete blood
count (CBC))
RCT or CAT scan
RMagnetic Resonance
Imaging (MRI)
RX-Ray
RUltrasound
RSpinal Tap/Lumbar
Puncture
RBMP (Bone Marrow
Puncture)
biasanya :
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Darah
Biopsy
Diagnosa:
Pemeriksaan Fisik – dokter akan memeriksa pembengkakan di kelenjar getah bening, limfa, limpa dan hati.
Pemeriksaan Laboratorium – tes darah (memeriksa jumlah sel-sel darah). Leukemia menyebabkan jumlah sel-sel darah putih meningkat sangat tinggi, dan jumlah trombosit dan hemoglobin dalam sel-sel darah merah menurun. Pemeriksaan laboratorium juga akan meneliti darah untuk mencari ada tidaknya tanda-tanda kelainan pada hati dan/atau ginjal.
Biopsi – dokter akan mengangkat sumsum tulang dari tulang pinggul atau tulang besar lainnya. Ahli patologi kemudian akan memeriksa sampel di bawah mikroskop, untuk mencari sel-sel kanker. Cara ini disebut biopsi, yang merupakan cara terbaik untuk mengetahui apakah ada sel-sel leukemia di dalam sumsum tulang.
Sitogenetik – laboratorium akan memeriksa kromosom sel dari sampel darah tepi, sumsum tulang, atau kelenjar getah bening.
Processus Spinosus – dengan menggunakan jarum yang panjang dan tipis, dokter perlahan-lahan akan mengambil cairan cerebrospinal (cairan yang mengisi ruang di otak dan sumsum tulang belakang). Prosedur ini berlangsung sekitar 30 menit dan dilakukan dengan anestesi lokal. Pasien harus berbaring selama beberapa jam setelahnya, agar tidak pusing. Laboratorium akan memeriksa cairan apakah ada sel-sel leukemia atau tanda-tanda penyakit lainnya.
general treatment chemoteraphy
Chemotherapy
Targeted therapy
Stem cell transplant
Radiasi
treatment chemoteraphy
Some of the other chemo drugs that may be used to treat
AML include:
· Cladribine (Leustatin®, 2-CdA)
· Fludarabine (Fludara®)
· Topotecan
· Etoposide (VP-16)
· 6-thioguanine (6-TG)
· Hydroxyurea (Hydrea®)
· Corticosteroid drugs, such as prednisone or dexamethasone (Decadron®)
· Methotrexate (MTX)
· 6-mercaptopurine (6-MP)
· Azacitidine (Vidaza®)
· Decitabine (Dacogen®)
targeted teraphy
Targeted therapy uses drugs that attack specific
vulnerabilities within your cancer cells. For example, the drug imatinib (Gleevec) stops the action of
a protein within the leukemia cells of people with chronic myelogenous leukemia. This can
help control the disease.
terapi biologi
Orang dengan jenis penyakit leukemia tertentu menjalani terapi biologi untuk meningkatkan daya tahan alami tubuh terhadap kanker. Terapi ini diberikan melalui suntikan di dalam pembuluh darah balik.
Bagi pasien dengan leukemia limfositik kronis, jenis terapi biologi yang digunakan adalah antibodi monoklonal yang akan mengikatkan diri pada sel-sel leukemia. Terapi ini memungkinkan sistem kekebalan untuk membunuh sel-sel leukemia di dalam darah dan sumsum tulang. Bagi penderita dengan leukemia myeloid kronis, terapi biologi yang digunakan adalah bahan alami bernama interferon untuk memperlambat pertumbuhan sel-sel leukemia.
terapi radiasi
Terapi Radiasi (juga disebut sebagai radioterapi) menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel leukemia. Bagi sebagian besar pasien, sebuah mesin yang besar akan mengarahkan radiasi pada limpa, otak, atau bagian lain dalam tubuh tempat menumpuknya sel-sel leukemia ini. Beberapa pasien mendapatkan radiasi yang diarahkan ke seluruh tubuh. (Iradiasi seluruh tubuh biasanya diberikan sebelum transplantasi sumsum tulang.)
•transplantasi stem cell
Beberapa pasien leukemia menjalani transplantasi sel induk (stem cell). Transplantasi sel induk memungkinkan pasien diobati dengan dosis obat yang tinggi, radiasi, atau keduanya. Dosis tinggi ini akan menghancurkan sel-sel leukemia sekaligus sel-sel darah normal dalam sumsum tulang. Kemudian, pasien akan mendapatkan sel-sel induk (stem cell) yang sehat melalui tabung fleksibel yang dipasang di pembuluh darah balik besar di daerah dada atau leher. Sel-sel darah yang baru akan tumbuh dari sel-sel induk (stem cell) hasil transplantasi ini.
Setelah transplantasi sel induk (stem cell), pasien biasanya harus menginap di rumah sakit selama beberapa minggu. Tim kesehatan akan melindungi pasien dari infeksi sampai sel-sel induk (stem cell) hasil transplantasi mulai menghasilkan sel-sel darah putih dalam jumlah yang memadai.