Selasa, 30 April 2013

Bahagianya Aku

Bismillahirrahmanirrahimm ^^

Sekilas memorian aku bareng Alm. ayah dan umi

ingat dulu ya kerjaan ayah ma umi itu sibuk banget. ayah di kantor'a, umi di kantor dinas'a
hmmmmm, kita itu ketemu klo sarapan pagi doang..
wajib'a klo dirumah...sebelum berangkat skolah harus sarapan dulu dirumah
klo tidak..yg nama'a uang jajan alias uang saku g' dapet..

setiap pagi itu aku selalu duduk disebelah kanan ayah...
nah klo mkn itu ayah selalu mengatakan " itu klo uda ambil, harus tanggung jawab"
itu aja setiap pagi,,yahhhh that ," ist fine... ^^

nah, kenapa?
itu dikarenakan jadwal aku yang super banyak
jam 07.30 itu uda di skolahan
plg pukul 13.30 wib..
dan ayah ma umi jg lum plg jg,, arghhhhh
mereka plg pukul 16.00 wib
aku plg les tuh pukul  16.30.. sebelum plg biasa deh hangout ma kawan2.. ampe pkl 18.00 nah, begitu plg ayah ma umi ke mesjid Raya Langsa.. ayah itu senang bgt disana buat ibadah...\(^_^)/
lalu tiba deh jadwal ngaji aku di dayah ampe pukul 21.30...
begitu plg langsung bubuq zzztttt
jd kita hanya berjumpa pas sarapan ja..ampe aku tamat SMA tuh
bgt lha kira'a

pas aku kuliah di farmasi medan
ternyata nasib msh sama
aku tinggal sama cutkak alias kaka aku yg No. 1
hmmm aku jumpa ma kaka itu hny pagi dan malam..
nah siang aku di kampus kuliah dan Lab
itu pun jumpa'a pas mkn pagi dan mkn mlm
krn cutkak sudah pnya suami dan beri 4 ponaan tuk aku
yah biasa lha nm'a uda omak omak.. haha
tp dy itu bukan kaka lagi buat aku, tp uda cem mami aku
gnti umi gt,, wkwkwkwk

pas aku smemester 6 ayah ma umi itu pensiun dr kerjaan'a, bahagia'a aku, g' tau ungkapi'a dgn cara apa...??...hihi..... krn aku sayang bgt sama mereka berdua, jd wkt mereka ada byk deh... buat di rmh...

nah hari itu lupa deh tepat'a tgl berapa
yg uda pst bln julee 2011, dimana :

Hari itu tepat bahagia'a aku..
Hari itu hari wisuda aku dengan gelar :
AmFarm (Ahli Madya Farmasi)
nah, disini itu yg jd PW aku cuma ayah dan umi
kata org2 PW itu = pedamping wisuda..mereka pst bangga ma aku..
knp.. krn aku slh satu mahasiswi yg akn di pggl kedepan dengan membawa kedua org tua aku..
yah walopun sbelum prg ada kejadian yg buat aku ngomel2...
wisuda jam 10.00 aku dan keluarga dtg pukul 11.00
anehkan.. tp itu g' usa dibahas... buat unyu unyu ja...
sampe ke TKP ternyata mereka semua nunggu,,,dan   tu acra baru di mulai,,, hahaha
tp aku tuh bangga bgt ma Ayah..
ayah jd perwkilan orang tua wali...
ayah bahagia bgt... ternyata ayah bisa liat juga aku wisuda...
tanpa ada org lain disamping aku selama aku kuliah..
yahhh whatever lha.... pokoke aku bahgia bgt hari itu..




sekarang kebahagian itu hny bisa sebagai memorian...
Terima Kasih buat  :
Allah SWT

kedua Orang tua ku :Ayah dan Umiku
(H. M. Nur daud & Hj. Alawiyah Daud)
buat kaka kaka aku
Intan Yulia Daud
Sri Marlia Daud
zikriatul Ulya Daud





sekian , Syukriatul Ulya Daud

Jumat, 05 April 2013

Tinjauan Tentang Pemeriksaan Farmakognostik

 Pengertian dan sejarah Farmakognosi


Istilah Farmakognosi pertama kali dicetuskan oleh C.A. Seydler (1815), seorang peneliti kedokteran di Haalle Jerman, dalam disertasinya berjudul Anelecta Pharmacognostica. Farmakognosi berasal dari bahasa Yunani, pharmacon yang artinya "obat" (ditulis dalam tanda petik karena obat disini maksudnya adalah obat alam, bukan obat sitetis) dan gnosis yang artinya pengetahuan. Jadi farmakognosi adalah pengretahuan tentang obat-obat alamiah (Sri mulyani, dkk, 2004).

Farmakognosi mencakup seni dan pengetahuan pengobatan dari alam yang meliputi tanaman, hewan, mikroorganisme dan mineral. Keberadaan farmakognosi dimulai sejak manusia pertama kali mulai mengenal penyakit, seperti menjaga kesehatan, menyembuhkan penyakit, meringankan penderitaan, menanggulangi gejala penyakit dan rasa sakit, serta semua yang berhubungan dengan minuman dan makanan kesehatan (Gunawan, 2004).

Namun mereka tidak sadar bahwa yang diketahui itu adalah bidang dari farmakognosi. Merekapun ytidak mengetahui kalau bahan-bahan yang berbahaya seperti minyak jarak, biji saga (sogok telik) dan tempe bongkrek (avlatoksin) merupakan bagian dari pembicaraan farmakognosi. (Sri mulyani, dkk, 2004).

Pada awalnya masyarakat awam tidak mengenal istilah "farmakognosi". Oleh karenanya, mereka tidak bisa menaikkan farmakognosi dengan bidang-bidang yang berhubungan dengan kesehatan. Padahal, farmakognosi sebenarnya menjadi mata pelajaran yang sangat spesifik dibidang kesehatan dan farmasi. Masyarakat telah mengetahui khasiat dari opium (candu), kina, kelembak, penisilin, digitalis, insulin, tiroid, vaksin polio, ddan sebagainya. (Sri mulyani, dkk. 2004).

Ruang lingkup Pemeriksaan Farmakognostik

 Identifikasi dan determinasi Tumbuhan
    Dalam melakukan suatu determinasi tanaman itu membutuhkan alat-alat khusus dalam mengolah tanaman bandotan tersebut di samping itu bahan-bahan tumbuhan tidak lupa pula untuk turut disertakan dalam penentuan determinasi ini yang meliputi beberapa eksemplar yang kalau dikumpulkan member gambaran yang lebih lengkap. 

Menentukan kunci determinasi tanaman dilakukan berdasarkan bentuk morfologi tanaman melalui uraian tanaman atau cirri-ciri umum tanaman secara lengkap serta tak lupa pula dari segi pengelompokkan atau klasifikasi tanaman yang mempermudah dalam menentukan kunci determinasi tanaman tersebut.

Dalam praktikum ini pula bertujuan untuk membuat herbarium baik itu herbarium basah maupun herbarium kering. Adapun pengertian dari herbarium adalah penyimpanan dan pengawetan tumbuhan. Untuk herbarium kering perlakuannya disimpan dalam keadaan kering sedangkan herbarium basah disimpan dalam keadaan basah dengan cairan tertentu. 

Pembuatan herbarium tanaman dilakukan dengan mengumpulkan seluruh bagian tanaman yang utuh (akar, batang, daun), termasuk bagian-bagian khusus tanaman seperti bunga, buah dan bij,bila tidak dikumpulkan secara lengkap akan susah untuk mengidentifikasinya serta jangan sekali-kali mengambil tanaman pada waktu yang berbeda kemudian dikumpulkan menjadi satu, itu akan membuat herbarium memberikan hasil yang tidak baik (Vansteenis,1972).

Herbarium kering adalah tumbuhan yang diambil akarnya dan dibersihkan dengan air, setelah kering kita masukkan kedalam lipatan kotan kemudian tumbuhan diatur sedemikian rupa, jangan sampai ada yang rusak pada baian tumbuhan , daun diatur agar terlihat permukaan daun atas dan bawah kemudian dipress herbarium diatas kertas Koran dengan kemudian dikeringkan pada sinar matahari atau dipanaskan dalam oven listrik pada suhu 60-70 o C sampai materi kering dan siap untuk ditempel pada karton herbarium.

Herbarium basah umumnya jenis Bryophyta dan larutan yang Anatomi tanaman digunakan adalah alcohol 70%m, formalin 4% atau FAA (Formalin, Alkohol 70% dan Asetat perbandingan 50:500:900 ml) (Vanstennis,1972). 


 Identifikasi Kandungan Kimia Tumbuhan (Asni, 2009)

1. Uji dengan reaksi warna dilakukan terhadap hasil penyaringan zat berkhasiat baik sebagai hasil mikrosublimasi atau langsung terhadap irisan serbuk simplisia (uji histokimia) dan ekstrak, meliputi uji lignin, seberin, kutin, minyak lemak, minyk atsiri, getah dan resin, pati dan aleuron, lender dan pectin, selulosa, zat zamak atau tannin dan katekol, dioksiantrakinon bebas, fenol,saponin, flvanoid, karbohidrat, glikosida, glikosida antrakinon dan steroid contohnya : asam sinamat dipasahkan dalam bentuk Kristal dari tolu balsam setelah didihkan dengan air kapur + HCl + kalium permanganate terbentuk benzaldehid.

2. Uji reaksi pengendapan dilakukan dengan melihat warna endapan yang terjadi contohnya uji alkaloid
 
3. Mikrosubmasi untuk konstituen mudah menyublin dalam bentuk Kristal di lakukan uji KLT dan reaksi warna

 Pemeriksaan Mutu dan Standarisasi
Pemeriksaan mutu simplisia terdiri atas pemeriksaan ( MMI Edisi V,1995) :
  1. Organoleptik, yaitu pemeriksan warna, bau, dan rasa  bahan/simplisia.  
  2. Makroskopik, yaitu memuat uraian makroskopik  mengenai bentuk ukuran, warna, dan bidang patahan/irisan.
  3. Mikroskopik, yaitu membuat paparan anatomis,    penampang melintang simplisia, fragmen pengenal    serbuk simplisia, meliputi uraian mengenai:
    1. Jaringan pada batang, akar, dan daun, terdiri dari:
    a. Jaringan primer (epidermis, corteks, endodermis,     caspari, perisikel, silinder pusat dan empelur).
    b. Jaringan sekunder (periderm, felogen, dan ritidom).
    c. Perubahan susunan silinder pusat
    2.  Jaringan pada daun, terdiri dari :
    a.  Tipe stomata.
    b.   Jenis rambut (rambut penutup, dan rambut kelenjar).
  3  Jaringan pada daun, batang, dan akar terdiri dari :
a.   Tipe idioblas,
b    Tipe sel sklerenkim


Tinjauan Tentang Simplisia

Pengertian Simplisia (Ditjen POM, 1979)
Pengertian simplisia menurut Farmakope Indonesia Edisi III, adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapaun juga kecuali dinyataka lain berupa bahan yang telah dikeringkan
   
Penggolongan Simplisia
Simplisia terbagi 3 golongan yaitu :
  1. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman dan eksudat tanaman. Eskudat tanaman ialah isi yang spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang dikeluarkan dari selnya, dengan cara tertentu atau zat yang dipisahkan dari tanamannya dengan cara tertentu yang masih belum berupa zat kimia murni.
  2. Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.
  3. Simplisia mineral adalah simplisia yang berupa bahan pelican (mineral) yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
Selain ketiga jenis simplisia diatas juga terdapat hal lain, yaitu benda organic asing yang disingkat benda asing, adalah satu atau keseluruhan dari apa-apa yang disebut dibawah ini :
  1. Fragmen, merupakan bagian tanaman asal simplisia selain bagian tanaman yang disebut dalam paparan makroskopik, atau bagian sedemikian nilai batasnya disebut monografi.
  2. Hewan hewan asing, merupakan zat yang dikeluarkan oleh hewan, kotoran hewan, batu tanah atau pengotor lainnya.
Kecuali yang dinyatakan lain, yang dimaksudkan dengan benda asing pada simplisia nabati adalah benda asing yang berasal dari tanaman. Simplisia nabati harus bebas serangga, fragme hewan, atau kotoran hewan tidak boleh menyimpang bau dan warnanya, tidak boleh mengandung lendir, atau cendawan, atau menunjukkan adanya zat pengotor lainnya; pada perhitunganpenetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam, kadar abu yang larut dalam air , sari yang larut dalam air, atau sari yang larut dalam etanol didasarkan pada simplisia yang belum ditetapkan susut pengeringannya.

Sedangkan susut pengering sendiri adalah banyaknya bagian zat yang mudah menguap termasuk air, tetapkan dengan cara pengeringan, kecuali dinyatakan lain, dilakukan pada suhu 150o hingga bobot tetap.

Agar simplisia yang kita butuhkan bermutu baik, maka dilakukan pemeriksaan mutu simplisia yang bertujuan agar diperpoleh simplisia yang memenuhi persyaratan umum yang ditetaokan oleh Depkes RI dalam buku resmi seperti materi medika Indonesia, Farmakope Indonesia, dan ekstra Farmakope Indonesia. Pemeriksaan mutu simplisia, terdiri dari pemeriksaan.

Cara Pembuatan Simplisia (Ditjen POM, 1985)
Pembuatan simplisia merupakan proses memperoleh simplisia dari alam yang baik dan memenuhi syarat-syarat mutu yang dikehendaki
  1. Teknik pengumpulan
    Pengumpulan atau panen dapat dilakukan dengan tangan atau menggunakan alat (mesin). Apabila pengambilan dilakukan secara langsung (pemetikan) maka harus memperhatikan keterampilan si pemetik, agar diperoleh tanaman/bagian tanaman yang dikehendaki, misalnya dikehendaki daun yang muda, maka daun yang tua jangan dipetik dan jangan merusak bagian tanaman lainnya. misalnya jangan menggunakan alat yang terbuat dari logam untuk simplisia yang mengandung senyawa fenol dan glikosa.
    1. Waktu pengumpulan atau panen
      Kadar kandungan zat aktif suatu simplisia ditentukan oleh waktu panen, umur tanaman, bagian tanaman yang diambil dan lingkungan tempat tumbuhnya,
      Pada umumnya waktu pengumpulan sebagai berikut :
      1. Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah menjadi masak, contohnya, daun Athropa belladonna mencapai kadar alkaloid tertinggi pada pucuk tanaman saat mulai berbunga. Tanaman yang berfotosintesis diambil daunnya saat reaksi fotosintesis sempurna yaitu pukul 09.00-12.00.
      2. Bunga dikumpulkan sebelum atau segera setelah mekar.
      3. Buah dipetik dalam keadaan tua, kecuali buah mengkudu dipetik sebelum buah masak.
      4. Biji dikumpulkan dari buah yang masak sempurna.
      5. Akar, rimpang (rhizome), umbi (tuber) dan umbi lapis (bulbus), dikumpulkan sewaktu proses pertumbuhannya berhenti.
      b.     Bagian Tanaman
      1.     Klika batang/klika/korteks
      Klika diambil dari batang utama dan cabang, dikelupas dengan ukuran panjang dan lebar tertentu, sebaliknya dengan cara berselang-seling dan sebelum jaringan kambiumnya, untuk klika yang mengandung minyak atsiri atau senyawa fenol gunakan alat pengelupas yang bukan terbuat dari logam.
      2.     Batang (caulis)
      Batang diambil dari cabang utama sampai leher akar, dipotong-potong dengan panjang dan diameter tertentu.
      3.     Kayu (Lignum)
      Kayu diambil dari batang atau cabang, kelupas kuliltnya dan potong-potong kecil.
      4.     Daun (Folium)
      Daun tua atau muda (daun kelima dari pucuk) dipetik satu persatu secara manual.
      5.     Bunga (Flos)
      Tergantung yang dimaksud, dapat berupa kuncup atau bunga mekar atau mahkota bunga atau daun bunga, dapat dipetik langsung dengan tangan.
      6.     Akar (Radix)
      Bagian yang digunakan adalah bagian yang berada di bawah permukaan tanah, dipotong-potong dengan ukuran tertentu.
      7.     Rimpang (Rhizoma)
      Tanaman dicabut, rimpang diambil dan dibersihkan dari akar, dipotong melintang dengan ketebalan tertentu.
      8.     Buah (Fructus)
      Dapat berupa buah yang masak, matang atau buah muda, dipetik dengan tangan
      9.     Biji (Semen)
      Buah yang dikupas kulit buahnya menggunakan tangan atau alat, biji dikumpulkan dan dicuci.
      10.    Bulbus
      Tanaman dicabut, bulbus dipisahkan dari daun dan akar dengan memotongnya.
2.     Pencucian dan Sortasi Basah
Pencucian dan sortasi basah dimaksudkan untuk membersihkan simplisia dari benda-benda asing dari luar (tanah, batu dan sebagainya), dan memisahkan bagian tanaman yang tidak dikehendaki. Pencucian dilakukan bagi simplisia utamanya bagian tanaman yang berada di bawah tanah (akar, rimpang,), untuk membersihkan simplisia dari sisa-sisa tanah yang melekat.
3.     Pengeringan
Tujuan pengeringan pada tanaman atau bagian tanaman adalah :
  1. Untuk mendapatkan simplisia yang awet, tidak rusak dan dapat digunakan dalam jangka relative lama.
  2. Mengurangi kadar air, sehingga mencegah terjadinya pembusukan oleh jamur atau bakteri karena terhentinya proses enzimatik dalam jaringan tumbuhan yang selnya telah mati. Agar reaksi enzimatik tidak dapat berlangsung, kadar air yang dainjurkan adalah kurang dari 10 %.
  3. Mudah dalam penyimpanan dan mudah dihaluskan bila ingin dibuat serbuk.
a.     Pengeringan alamiah
Tergantung dari kandungan zat aktif simplisia, pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
  1. Sinar matahari langsung, terutama pada bagian tanaman yang keras (kayu, kulit biji, biji dan sebagainya) dan mengandung zat aktif yang relative stabil oleh panas)
  2. Diangin-anginkan dan tidak terkena sinar matahari secara langsung, umumnya untuk simplisia bertekstur lunak (bunga, daun dan lain-lain) dan zat aktif yang dikandungnya tidak stabil oleh panas (minyak atsiri).
b.     Pengeringan buatan
Cara pengeringan dengan ,menggunakan alat yang dapat diatur suhu, kelembaban, tekanan atau sirkulasi udaranya. 

 Pemeriksaan Mutu Simplisia

Pemeriksaan mutu simplisia terdiri atas : (Amin, 2009)
  1. Identifikasi meliputi pemeriksaan
    1. Organoleptik, yaitu pemeriksaan warna, bau dan rasa dari bahan simplisia. Dalam buku resmi dinyatakan pemerian yaitu memuat paparan mengenai bentuk dan rasa yang dimaksudka untuk dijadikan petunjuk mengenal simplisia nabati sebagai syarat baku.
    2. Mikroskopik, yaitu membuat uraian mikroskopik paparan mengenai bentuk ukuran, warna dan bidang patahan atau irisan.
    3. Mikroskopoik yaitu membuat paparan anatomi penempang melintang simplisia fragmen pengenal serbuk simplisia.
    4. Tetapan fisika, melipti pemeriksaan indeks bias, bobot jenis, titik lebur, rotasi optic, mikrosublimasi, dan rekristalisasi.
    5. Kimiawai, meliputi reaksi warna, pengendapan, penggaraman, logam, dan kompleks.
    1. Biologi, meliputi pemeriksaan mikrobiologi seperti penetapan angka kuman, pencemaran, dan percobaan terhadap hewan.
  1. Analisis bahan meliputi penetapan jenis konstituen (Zat kandungan), kadar konstituen (Kadar abu, kadar sari, kadar air, kadar logam), dan standarisasi simplisia.
  2. Kemurnian, meliputi kromatografi: kinerja tinggi, lapis tipis, kolom, kertas, dan gas untuk menentukan senyawa atau komponene kimia tunggal dalam simplisia hasil metabolit primer dan sekunder tanaman


Cara mengidentifikasi Kandungan Kimia Simplisia (Berdasarkan Literatur MMI/FI/Handbook lain).

a. Reaksi warna
1. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P, terjadi warna coklat kehijauan.
2. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N, terjadi warna hijau tua.
3. Pada 2 mg serbuk dau tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v dalam etanol, terjadi warna hijau.
4. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetesamonia (25%) P, terjadi warna coklat kehijauan.
5. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v, terjadi warna hijau kecoklatan. 

b. Reaksi pengendapan

Alkaloid Merupakan senyawa organic yang mengandung unsure nitrogen dan bersifat basa. Senyawa ini dijumpai pada golongan tanaman leguminosae, rubiaceae, ladoceae,dan liliaceae. Untuk menentukan adanya alkaloid maka ditimbang 500 mg serbuk simplisia, tambahkan 1 ml asam klorida 2 N dan 9 ml air, panaskan di atas penangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring, pindahkan masing-masing 3 tetes filtrate pada dua kaca arloji:
  1. Tambahkan 2 tetes mayer LP pada kaca arloji pertama, terbentuk endapan menggumpal berwarna putih
    1. Tambahkan 2 tetes bouchardat LP pada kaca arloji kedua, terbentuk endapan berwarna coklat sampai hitam
  1. Kromatografi Lapis Tipis
    Kromatografi lapis tipis adalah salah satu teknik pemisahan komponen kimia dengan prinsip adsorpsi dan partisi menggunakan lempeng berukuran 3 x 7 cm, yang dilapisi oleh silica gel sebagai fase adsorben atau disebut fase diam dan eluen berupa campuran beberapa pelarut atau fase gerak yang dapat memisahkan senyawa kimia yang dapat memisahkan senyawa kimia dengan baik.

    Good LUck Farmasierrr n' calon2 apoteker @_@med